MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN KELUARGA MENGATASI PERILAKU RADIKAL
Abstract
Perilaku radikal sudah berkembang di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak. Di Indonesia, radikalis dan teroris ada karena pemahaman bahwa tindak kekerasan terhadap the others melalui jihad. Pendidikan Islam keluarga sebagai start dalam mengatasi tindakan dan teror atas nama Islam. Keluarga merupakan wadah pertama bagi anak untuk memperoleh pendidikan Islam, dan sebagai penentu keberlanjutan pendidikan anak. Keluarga harus mampu merangkul anak secara psikis agar tidak terjerumus pada radikalisme dan terorisme. Fakta ini menunjukkan bahwa keluarga dapat sebagai benteng dalam menangkal munculnya radikalis dan teroris. Kajian ini menawarkan sebuah model pendidikan Islam dalam meningkatkan ketahanan keluarga mengatasi perilaku radikal. Model tersebut terdiri dari langkah-langkah berikut 1) menyiapkan keluarga yang mampu memahami Islam secara khaffah 2) meningkatkan kesadaran keluarga dalam melaksanakan pembinaan anak dengan penuh tanggung jawab 3) membina anak sesuai ajaran Islam sehingga anak mempunyai konsep diri yang kuat dalam memahami Islam melalui pendidikan informal, formal dan non formal,4) meningkatkan kesadaran anak agar menjalin hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Model pendidikan Islam ini sebagai pertahanan dalam mengatasi berkembangkan radikalis dan teroris di Indonesia.
Full Text:
Download PDFReferences
Ali, N. (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.
Arifin, B. S. (2008). Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia.
Borg, & Gall. (2003). Educasional Research An Introduction. Buston: Allyn and Bacon.
Daradjat, Z. (1996). Ilmu Pendidikan Islam, Cet. ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Cet. ke-6. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
H.S, N. (2011). Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills untuk Perguruan Tinggi, Edisi Revisi, Cet. ke-4. Padang: UNP Press.
Horlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Cet. ke-5. Jakarta: Erlangga.
Meredith, D. G., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2003). Educational Research: An Introduction. Boston: Pearson Education.
Muhaimin. (2009). Rekonstruksi Pendidikan Islam dari Paradigma Pengembangan, ManajemenKelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: Rajawali Pers.
Nata, A. (2003). Kapita Selekta Pendidikan Islam, Cet. ke-1. Bandung: Angkasa.
Nawangwulan, K. (2018). www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-radikal-dan-contohnya/.
Otaya, L. G. (2014). http://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa). Nadwa; Jurnal Pendidikan Islam, 8(1).
Plomp, T. (2010). An Introduction to Educational Design Reserach, Prosidding of the seminar Conducted at The East China Normal University Shanghai. Netherland:Netzoduk Enschede.
Poerwodarminta, W. J. S. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia Diolah Kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Edisi ke-3, Cet. ke-3,. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramayulis. (2010). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Saleh, F., & Alimuddin. (2007). Pendidikan Islam Solusi Problematika Modern (Metode Pembinaan Anak pada Masa Pubertas. Banda Aceh: Yayasan Pena.
Saroh. (2011). Pengembangan Model Pemberdayaan ABG Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kota Malang. Laporan Penelitian LPPM Unisma.
Shochib, M. (1998). Pola Orangtua dalam Membantu Anak Mengemban Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Surya, M. (2003). Bina Keluarga. Semarang: Aneka Ilmu.
Umar, B. (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Bukittinggi: STAIN Bukittinggi.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Sriwardona Sriwardona, Aprianto Aprianto